Laman

Minggu, 16 September 2012

GULA REDUKSI

PEMERIKSAAN GULA REDUKSI Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung. Secara alami, terdapat tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, yaitu monosakarida, oligosakarida (terdiri atas 2-10 unit monoskarida), dan polisakarida (terdiri lebih dari 10 unit monosakarida). Contoh monosakarida adalah glukosa. Contoh oligosakarida adalah sukrosa. Contoh polisakarida adalah pati, amilum, selulosa, pektin, gum. Karbohidrat sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat reduktif ini terdapat pada gugus hidroksil atom C nomor 1 untuk aldosa dan pada atom C nomor 2 untuk ketosa Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan karbohidrat dalam bahan pangan, misalnya dengan cara kimiawi, fisik, enzimatis, biokimia, maupun kromatografi. Penentuan kandungan karbohidrat dengan cara kimia didasarkan pada reaksi oksidasi cupri menjadi cupro. Metode penetapan secara kimia meliputi: luff schoorl , munson-walker, lane eynon , nelson-somogy , Oksidasi ferri ,Iodometri (Sukatiningsih, 2010). Analisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap kandungan total karbohidrat, kandungan total gula, kandungan pati, serat kasar, serat pangan, dan senyawa pektin. Semua senyawa karbohidrat tersebut dapat menentukan nilai gizi pangan bahan sumber karbohidrat. METODE Luff Schoorl Pada penentuan karbohidrat dengan metode Luff Schoorl, yang ditentukan bukan Cu2O yang mengendap tapi dengan menggunakan CuO dalam larutan yang belum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi (titrasi sampel). Penentuannya dengan menggunakan titrasi volumetri. Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian dikonsultasikan dengan tabel yang telah tersedia yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Na2S2O3 dengan banyaknya gula pereduksi. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu : 1. Penentuan Cu tereduksi dengan I2 2. Menggunakan prosedur Lae-Eynon Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda. Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen. Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Persamaan reaksinya: R-COH + 2 CuO → Cu2O (s) + R-COOH (aq) H2SO4 (aq) + CuO → CuSO4 (aq) + H2O (l) CuSO4 (aq) + 2 KI (aq) → CuI2 (aq) + K2SO4 (aq) 2 CuI2 ↔ Cu2I2 + I2 I2 + Na2S2O3 → Na2S4O6 + NaI I2 + amilum → Biru Penetapan sebelum inversi dilakukan untuk mengetahui jumlah gula pereduksi yang terdapat dalam sampel. Penetapan inversi lemah dilakukan untuk mengetahui jumlah disakarida yang tidak bersifat reduksi seperti sukrosa. Penetapan sesudah inversi kuat biasanya dilakukan untuk menentukan kadar karbohidrat pada poliskarida. C. Alat dan Bahan Analisis Kualitatif Alat 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Pipet tetes tangkai panjang 4. Kaca preparat 5. Penangas air 6. Mikroskop 7. Batang pengaduk 8. Pemanas listrik 9. Botol semprot 10. Kertas saring 11. Corong kaca 12. Gelas kimia 13. Spatula 14. Kertas lakmus’ 15. Penjepit tabung reaksi Bahan 1. Pereaksi Molisch 2. Pereaksi Asam Pikrat 3. Pereaksi Barfoed 4. Pereaksi Benedict 5. Pereaksi Seliwanoff 6. Pereaksi Fenilhidrazin 7. Air tebu 8. Larutan kanji 1% 9. Larutan NaOH 6M 10. Larutan HCl 6M 11. Larutan I2 0,01M 12. Larutan HCl pekat 13. Amil Alkohol Analisis Kuantitatif Alat 1. Tabung Reaksi 2. Gelas Kimia 250mL 3. Kassa 4. Botol semprot 5. Labu ukur 250mL 6. Kertas saring 7. Corong pendek 8. Labu erlenmeyer 9. Pembakar bunsen 10. Buret 11. Pipet volum 12. Gelas ukur 13. Pipet tetes 14. Batang pengaduk Bahan 1. Larutan Na2S2O3 2. Larutan H2SO4 3. Larutan KI 4. Air tebu 5. Larutan HCl 6. Aquades 7. Larutan NaOH 8. Larutan Luff Schoorl - CuSO4.5H2O - Asam sitrat - Na2CO3.10H2O DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN KARBOHIDRAT DAFTAR PUSTAKA http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif.html http://www.google.co.id/imgres?um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=N&rls=org.mozilla:en-US:official&noj=1&tbm=isch&tbnid=-Z58cSx4ySNhtM:&imgrefurl=http://herypurwantomanik.blogspot.com/2012/01/karbohidrat.html&docid=XTbTaD5Pg5kyiM&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRMjkTCuq80UiL4plrGVsGxL9sdIOWq8PNeUGQWUCqTW-JDCRCw3MrhvAvhING-3gD6ueaFFmMCg6DLG5NsB3ASh0KW4Egp7sZj6IrIg1SlaH45CU_78pyOuPq-dlZ_S3lQL369OiXu37T/s1600/dextran.gif&w=324&h=303&ei=wgZQUOy5B9ChiAf044GABQ&zoom=1&iact=rc&dur=9&sig=116407711534610153078&page=2&tbnh=145&tbnw=155&start=10&ndsp=15&ved=1t:429,r:2,s:10,i:112&tx=68&ty=20&biw=1024&bih=497 http://queenofsheeba.wordpress.com/2009/11/17/luff-schoorl/ http://eremjezone.blogspot.com/2010_05_01_archive.html http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_pereduksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

GAMBAR

GAMBAR

Cari Blog Ini